Header Ads Widget

+ Ikuti

Puasa Syawal: Kesempatan Emas yang Jangan Sampai Terlewatkan

Setelah Ramadhan, Apa Selanjutnya?

Alhamdulillah, kita baru saja menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan. Bulan penuh berkah ini telah melatih kita untuk menahan hawa nafsu, memperbanyak ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah. Namun, setelah Ramadhan berlalu, apakah semangat ibadah kita juga ikut hilang?

Ada satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan setelah Ramadhan, yaitu puasa enam hari di bulan Syawal. Keutamaannya luar biasa, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengikutinya dengan enam hari dari bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh." (HR. Muslim No. 1164, shahih)

Hanya dengan menambah enam hari puasa di bulan Syawal, kita bisa mendapatkan pahala seperti puasa sepanjang tahun. Ini adalah kesempatan emas yang sebaiknya tidak kita lewatkan.

Mengapa Harus Puasa Syawal?

Mungkin ada yang bertanya, mengapa setelah sebulan penuh berpuasa kita dianjurkan untuk berpuasa lagi? Jawabannya, karena manfaat dan keutamaannya sangat besar.

1. Mendapat Pahala Seperti Puasa Setahun

Allah memberikan ganjaran luar biasa bagi hamba-Nya yang berpuasa enam hari di bulan Syawal. Bayangkan, hanya dengan enam hari, pahala yang didapat setara dengan puasa selama satu tahun penuh.

Rasulullah ﷺ bersabda:

الصَّوْمُ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَثَلاَثَةُ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ
"Puasa di bulan kesabaran (Ramadhan) dan ditambah dengan tiga hari setiap bulan (puasa sunnah), maka ia seperti puasa sepanjang tahun." (HR. Ahmad No. 8045, Abu Dawud No. 2425, dan An-Nasa’i No. 2371, hasan)

Dalam Islam, satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat. Maka, puasa Ramadhan selama 30 hari setara dengan 300 hari, dan puasa Syawal selama 6 hari setara dengan 60 hari. Totalnya menjadi 360 hari, yang berarti seperti puasa satu tahun penuh.

2. Menjaga Konsistensi Ibadah Setelah Ramadhan

Setelah Ramadhan, banyak orang mengalami penurunan semangat ibadah. Puasa Syawal bisa menjadi cara untuk mempertahankan kebiasaan baik yang telah kita bangun selama Ramadhan.

Allah berfirman:

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (kematian)." (QS. Al-Hijr: 99)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa ibadah bukan hanya untuk Ramadhan, tetapi harus terus dilakukan sepanjang hidup.

3. Menyempurnakan Kekurangan dalam Puasa Ramadhan

Manusia tidak luput dari kesalahan. Bisa jadi selama Ramadhan ada kekurangan dalam puasa kita. Puasa Syawal berfungsi sebagai pelengkap yang menyempurnakan ibadah kita.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
"Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka ia akan beruntung dan sukses. Jika shalatnya rusak, maka ia akan rugi dan celaka." (HR. Tirmidzi No. 413, Abu Dawud No. 864, hasan shahih)

Demikian pula dengan puasa, jika ada kekurangan dalam pelaksanaannya, maka puasa sunnah seperti Syawal dapat menutupi kekurangan tersebut.

Hukum Puasa Syawal

Puasa Syawal adalah ibadah sunnah, bukan wajib. Namun, melihat keutamaannya yang begitu besar, tentu sayang sekali jika kita tidak melaksanakannya.

Bagaimana jika masih punya utang puasa Ramadhan?

a)    Jika memiliki utang puasa, sebaiknya qadha terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa Syawal.
b)    Namun, ada ulama yang membolehkan puasa Syawal dulu, lalu mengqadha setelahnya.

Imam An-Nawawi berkata:

وَإِنْ قَدَّمَ السِّتَّةَ عَلَى الْقَضَاءِ حَصَلَ لَهُ فَضِيلَةُ مُوَافَقَةِ الشَّهْرِ وَلَكِنْ لَا يَحْصُلُ لَهُ تَمَامُ الْفَضِيلَةِ الْمَذْكُورَةِ فِي الْحَدِيثِ
"Jika seseorang mendahulukan puasa enam hari sebelum mengqadha, maka ia tetap mendapatkan keutamaan puasa di bulan Syawal, tetapi tidak mendapatkan keutamaan yang sempurna sebagaimana disebutkan dalam hadits." (Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab, 6/440)

Bagaimana Cara Melakukan Puasa Syawal?

Puasa Syawal sangat fleksibel dan mudah dilaksanakan.

1. Niat Puasa Syawal

Niatnya bisa diucapkan malam sebelum puasa atau pagi hari sebelum Dzuhur, selama belum makan dan minum. Lafaz niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَّةِ أَيَّامٍ مِنْ شَوَّالٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

"Saya berniat puasa esok hari dari enam hari bulan Syawal, sunnah karena Allah Ta’ala."

2. Bisa Dicicil atau Berturut-Turut

a.     Puasa Syawal tidak harus dilakukan berturut-turut. Bisa dicicil selama masih dalam bulan Syawal.
b.     Banyak orang memilih puasa Senin-Kamis atau pola puasa Daud (selang-seling).

3. Menjalani Puasa Seperti Puasa Ramadhan

a.    Waktu puasanya sama seperti puasa Ramadhan, dari subuh hingga maghrib.
b.    Dianjurkan menjaga adab puasa, seperti memperbanyak doa, membaca Al-Qur’an, dan menghindari perkataan serta perbuatan yang tidak baik.

4. Hindari Puasa di Hari Raya Idul Fitri

Tidak diperbolehkan berpuasa pada tanggal 1 Syawal, karena hari itu adalah hari raya yang harus dirayakan dengan berbuka.

Jangan Sampai Terlewatkan!

Puasa Syawal adalah kesempatan luar biasa yang Allah berikan setelah Ramadhan. Hanya dengan enam hari puasa, kita bisa mendapatkan pahala seperti setahun penuh.

Jangan sampai kesempatan ini terlewat. Mari kuatkan niat dan mulai berpuasa Syawal. Semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan dalam menjalankannya.

Post a Comment

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

0 Comments

BLOG INI MENAMPILAN TULISAN LAYAK BACA YANG MEMUAT BERBAGAI MACAM ILMU DAN INFORMASI TERKINI DAN TERAPDATE, JANGAN LUPA KLIK TOMBOL BERLANGGANA UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI POSTINGAN TERBARU. TERIMAKASIH...!