Panduan untuk Siswa Muslim dalam Kegiatan Penjemputan Uskup dan Pentahbisan Diakon
1. Pengantar
Sebagai bagian dari keluarga besar SMA Negeri Harekakae, kita sering terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah yang melibatkan seluruh siswa dari berbagai latar belakang agama. Salah satunya adalah kegiatan penjemputan Uskup Atambua dan prosesi pentahbisan sembilan diakon.
Bagi siswa Muslim, mungkin muncul pertanyaan:
"Apakah boleh ikut hadir? Bagaimana sikap saya? Apa batasan yang harus dijaga?"
Artikel ini menjelaskan secara sederhana agar kegiatan ini bisa diikuti dengan tenang, santun, dan sesuai ajaran Islam.
2. Islam: Agama yang Menjunjung Tinggi Toleransi
Islam sangat menghargai kerukunan hidup antarumat beragama. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Ayat ini menunjukkan bahwa Islam memerintahkan kita untuk berbuat baik, menghargai, dan bersikap adil kepada siapa pun, termasuk non-Muslim.
Menghadiri kegiatan sosial seperti penjemputan, penghormatan adat, atau konvoi bukanlah bagian dari ritual agama lain. Itu adalah bentuk kerjasama sosial dan toleransi, yang justru dianjurkan dalam Islam.
3. Batas yang Perlu Dijaga oleh Siswa Muslim
Walaupun Islam mengajarkan toleransi, tetapi ada batasan yang tidak boleh dilanggar agar akidah tetap terjaga. Allah berfirman:
“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6)
Ayat ini menegaskan bahwa dalam hal ibadah, setiap agama berjalan pada jalurnya sendiri.
Karena itu, siswa Muslim boleh hadir pada bagian kegiatan yang bersifat sosial, tetapi tidak ikut serta dalam ritual keagamaan.
Yang boleh dilakukan:
✔ Mengikuti penjemputan dan konvoi
✔ Berdiri sopan saat acara berlangsung
✔ Menghormati tamu dan pemuka agama
✔ Mengikuti arahan guru dan panitia
✔ Berpakaian rapi sesuai aturan sekolah
Yang tidak boleh dilakukan:
✘ Ikut berdoa dalam liturgi misa
✘ Membuat tanda salib
✘ Berdiri di barisan ibadah gereja
✘ Mengikuti ucapan doa atau ritual
✘ Memakai atribut yang bermakna ritual
Dengan memahami batas ini, siswa Muslim dapat hadir tanpa rasa khawatir.
4. Mengapa Kita Harus Hadir?
Ada beberapa alasan penting mengapa kehadiran siswa Muslim tetap diperlukan:
1. Bagian dari kebersamaan sekolah
Kegiatan ini melibatkan seluruh sekolah, sehingga ketidakhadiran tanpa alasan dapat menciptakan kesenjangan.
2. Belajar hidup berdampingan
Di dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, kemampuan menghormati perbedaan adalah keterampilan penting.
3. Melaksanakan ajaran Islam tentang akhlak
Allah memerintahkan kita untuk berperilaku baik kepada siapa saja:
“…dan pergaulilah mereka di dunia dengan cara yang baik.” (QS. Luqman: 15)
4. Menunjukkan wajah Islam yang ramah
Dengan hadir penuh hormat tanpa ikut ritual, kalian menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang santun dan dewasa dalam bersikap.
5. Sikap Terbaik Saat Mengikuti Kegiatan
Agar siswa Muslim merasa nyaman dan yakin, berikut sikap yang sebaiknya ditunjukkan:
- Bersikap tenang dan sopan
- Tidak bercanda saat acara berlangsung
- Tidak keluar area tanpa izin guru
- Menjaga kebersihan dan kerapian
- Tidak menyinggung keyakinan orang lain
- Mengikuti arahan guru PAI dan panitia
Perlakuan baik adalah salah satu bukti keimanan. Nabi SAW bersabda:
الْÙ…ُسْÙ„ِÙ…ُ Ù…َÙ†ْ سَÙ„ِÙ…َ النَّاسُ Ù…ِÙ†ْ Ù„ِسَانِÙ‡ِ ÙˆَÙŠَدِÙ‡ِ (رواه البخاري ومسلم)
“Seorang Muslim adalah yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Kesimpulan:
Toleransi Boleh, Akidah Tetap Dijaga
Kegiatan penjemputan dan pentahbisan adalah kegiatan sosial dan budaya. Siswa Muslim boleh hadir untuk menghormati dan mendukung sekolah, asalkan tidak mengikuti ritual keagamaan.
Dengan memegang prinsip:
“Toleransi dalam pergaulan, keteguhan dalam akidah.”
maka siswa Muslim bisa hadir secara damai, rukun, dan tetap taat syariat.
0 Comments