Ya Allāh, Tunjukilah Kami Jalan yang Lurus

Al-Qur'an surah Al-Fātiḥah ayat 6

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ

"Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,

Adik-adik yang budiman di TPQ Al-Munir

Setelah kita belajar Iqro’ dan mengaji Al-Qur’an ba’da Ashar ini, mari kita pelajari satu kalimat penting dalam Surat Al-Fātiḥah, yaitu ayat ke-6: "Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm"—artinya: Ya Allāh, tunjukilah kami jalan yang lurus.

Ustadz mau tanya, siapa yang hari ini minta sama Allāh agar bisa menjadi anak yang baik dan rajin mengaji? 

Bagus! Nah, kalimat "ihdinā" artinya adalah: Ya Allāh, tunjukkan kami, bimbing kami, pimpin kami. Itu namanya hidayah.

Apa itu Hidayah?

Hidayah itu seperti cahaya senter waktu malam. Kalau kita jalan di tempat gelap, kita perlu cahaya, kan? Nah, begitu juga hidup ini. Tanpa hidayah dari Allāh, kita bisa bingung, tersesat, atau malah jatuh ke dalam kegelapan.

Allāh itu Maha Baik, adik-adik. Dia memberi kita bermacam-macam hidayah supaya kita bisa hidup dengan benar dan selamat dunia akhirat.

1. Hidayah Naluri (Garīzah)

Coba lihat bayi yang baru lahir, siapa yang ngajarin dia menangis saat lapar? Nggak ada, ya. Tapi dia tahu sendiri, karena Allāh kasih dia naluri, yaitu dorongan alami.

Lebah bisa bikin sarang, semut bisa nyimpan makanan, semua itu dari Allāh, tanpa sekolah! Tapi hebatnya manusia beda dengan binatang. Kalau semut dari dulu gitu-gitu aja, manusia bisa jadi lebih baik karena bisa belajar dan memperbaiki diri. Naluri kita bisa dilatih!

Jadi kalau kita pengen main terus, itu naluri juga. Tapi karena kita tahu ada waktu untuk belajar, kita latih diri kita supaya bisa disiplin. Itu artinya kita menyalurkan naluri ke jalan yang lurus.

2. Hidayah Pancaindra

Coba pegang mata kalian. Nah, mata itu termasuk hidayah, karena dengan mata kita bisa lihat huruf hijaiyah. Telinga? Kita dengar bacaan Ustadz. Mulut? Kita bisa ikutan baca.

Semua indra ini adalah pintu-pintu ilmu, tapi kadang juga bisa salah. Misalnya, kita lihat air di jalan tapi ternyata cuma bayangan. Itu namanya tipuan mata. Makanya, Allāh kasih lagi hidayah lain...

3. Hidayah Akal

Akal itu kayak kompas buat kita. Bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan akal, kita tahu kalau mencontek itu salah, berbagi itu baik, shalat itu wajib.

Tapi, adik-adik, kadang-kadang akal juga bisa salah kalau dikalahkan oleh hawa nafsu. Ada orang yang tahu merokok itu buruk, tapi tetap merokok karena terbiasa. Jadi akal juga butuh bimbingan.

4. Hidayah Agama

Ini hidayah yang paling penting adalah agama! Agama mengajarkan kita shalat, puasa, jujur, sabar, dan menyembah Allāh saja.

Orang-orang zaman dulu, walaupun mereka tahu ada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, mereka masih suka nyembah matahari, patung, atau benda lain. Padahal, mereka juga yakin kalau yang menciptakan langit dan bumi adalah Allāh.

Tapi karena mereka nggak tahu cara menyembah Allāh yang benar, mereka jadi tersesat.

Allāh sayang sama kita, maka Dia kirim para nabi dan turunkan Al-Qur’an supaya kita tahu jalan yang lurus itu yang bagaimana.

Adik-adik sayang...

Setiap hari kita membaca, “Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm.” Itu artinya kita minta hidayah, supaya:

1. Naluri kita bisa diarahkan ke hal-hal baik;

2. Indra kita bisa dipakai untuk belajar dan berbuat benar;

3. Akal kita bisa membedakan kebenaran;

4. Dan yang paling utama: kita bisa beragama dengan benar, menyembah Allāh semata.

Jadi kalau setiap selesai shalat kita baca Al-Fātiḥah, itu tandanya kita minta tolong sama Allāh, “Ya Allāh, bimbing aku terus ya… jangan sampai aku salah jalan…”

Anak-anak yang Ustadz cintai karena Allāh...

Mulai sekarang, yuk kita jaga hati kita supaya terus mau belajar, membaca, dan minta hidayah. Kita jangan hanya pintar membaca Al-Qur’an, tapi juga paham maknanya dan hidup di jalan yang lurus, seperti yang kita minta dalam shalat:

"Ihdināṣ-ṣirāṭal-mustaqīm" – Ya Allāh, tunjukilah kami jalan yang lurus."

Aamiin.