Apa Itu Finger Heart?
Simbol finger heart mulai populer di awal tahun 2010-an dan berasal dari budaya pop Korea Selatan (K-pop). Simbol ini dibuat dengan menyilangkan ibu jari dan jari telunjuk hingga membentuk hati kecil, melambangkan kasih sayang, cinta, dan keakraban. Digunakan oleh para artis, penggemar, bahkan masyarakat umum di seluruh dunia, finger heart menjadi bentuk ekspresi positif yang merangkul semua kalangan—tanpa mengandung makna spiritual atau religius tertentu.
Apakah Finger Heart Simbol Dajjal?
Tidak ada bukti yang sah—baik dari Al-Qur’an, hadis Nabi ﷺ, maupun dari penjelasan para ulama terpercaya—yang menyatakan bahwa simbol finger heart adalah simbol Dajjal atau pemujaannya. Tuduhan semacam ini lebih masuk dalam kategori teori konspirasi yang tidak memiliki dasar ilmiah atau dalil syar’i yang kuat.
Maka, secara fikih dan ushul, simbol ini tidak termasuk hal yang terlarang, selama tidak disertai keyakinan atau tujuan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Penjelasan Syar’i dan Dalil Pendukung
1. Kaidah Fikih: Asal Sesuatu Itu Mubah
الأصل في الأشياء الإباحة ما لم يرد دليل على التحريم
“Hukum asal segala sesuatu adalah mubah (boleh), kecuali ada dalil yang melarangnya.”
Karena finger heart bukan bagian dari ibadah, ritual agama, atau simbol kepercayaan sesat, maka ia masuk dalam hukum asal segala hal: boleh digunakan, selama tidak ada dalil syar’i yang melarang.
2. Hadis tentang Tasyabbuh (Peniruan)
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka."(HR. Abu Dawud, no. 4031)
Sebagian orang menafsirkan hadis ini secara umum, padahal para ulama menjelaskan bahwa larangan ini berlaku jika yang ditiru adalah hal khas yang berkaitan dengan keyakinan kufur, peribadatan, atau perbuatan maksiat. Maka, finger heart sebagai simbol umum kasih sayang tidak termasuk dalam tasyabbuh yang dilarang.
3. Larangan Menyebar Berita Tanpa Ilmu
Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban."(QS. Al-Isrā’: 36)
Ayat ini menjadi peringatan serius bagi siapa saja yang menyebarkan informasi tentang “simbol Dajjal” tanpa ilmu atau dasar dalil. Menyebarkan ketakutan yang tidak beralasan bisa termasuk perbuatan yang dihisab di akhirat.
4. Prinsip Tabayyun: Teliti Sebelum Sebar
Allah Ta‘ālā berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌۭ بِنَبَإٍۢ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًۭا بِجَهَـٰلَةٍۢ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَـٰدِمِينَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya, yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatan itu."(QS. Al-Ḥujurāt: 6)
Prinsip tabayyun adalah fondasi etika informasi dalam Islam. Sebelum menyebarkan berita, apalagi yang bisa menimbulkan keresahan, seorang Muslim wajib meneliti kebenarannya dengan jujur dan bertanggung jawab.
Sikap Seorang Muslim: Bijak dalam Budaya
Sebagai Muslim, kita dituntut untuk cerdas dan selektif dalam menyikapi budaya dari luar. Selama suatu ekspresi atau kebiasaan tidak bertentangan dengan akidah, syariah, maupun adab Islam, maka penggunaannya diperbolehkan. Bahkan dalam banyak kasus, budaya populer bisa menjadi sarana positif untuk menebarkan kasih sayang, perdamaian, dan dakwah yang bijak.
Sebaliknya, menyebarkan berita palsu tanpa dasar termasuk dosa besar yang harus dihindari.
Tenang, Itu Cuma Simbol Kasih Sayang
Simbol finger heart bukanlah simbol Dajjal, melainkan bagian dari budaya populer yang secara umum bermakna kasih sayang, cinta, dan kebaikan hati. Islam adalah agama ilmu dan adab. Mari kita tidak mudah terpengaruh oleh hoaks dan teori konspirasi yang tidak berdasar. Dahulukan ilmu, klarifikasi, dan akhlak dalam menilai segala hal.
Jangan jadikan prasangka sebagai pedoman, tapi jadikan ilmu dan akhlak sebagai cahaya dalam menilai setiap fenomena.
0 Comments